My Project
103010003844
General
Packet Radio Service (GPRS) merupakan teknologi pengiriman/penerimaan data.
Tabel Perbedaan Antar Generasi dan Korelasi
|
NMT
|
GSM
|
NMTS
|
IS-95
|
CDMA-2000
|
Technology
|
FDMA
|
TDMA
|
W-CDMA
|
CDMA
|
CDMA
|
Generation
|
1G
|
2G
|
3G
|
2G
|
3G
|
Digital
|
No
|
Yes
|
Yes
|
Yes
|
Yes
|
Age
|
1981
|
1991
|
2001
|
1995
|
2000
|
Worldwide
Market share
|
0%
|
80%
|
4%
|
0,6%
|
12%
|
Roaming
|
Scandivania
|
World, 200+
countries
|
Worldwide
|
Limited
|
Limited
|
Handset
interference
|
None
|
SIMcard
|
SIMcard
|
None
|
RUM (not
commonly implemented)
|
Operator
locking
|
?
|
Unlockable
|
Unlockable
|
ESN
|
ESN
|
Common
Interference
|
None
|
Interferes with
some electronics, such as amplifiers
|
None
|
None
|
None
|
Signal Quality
/
Coverage area
|
Good coverage
due to low frequencies
|
Good coverage
indoorson 850/900 MHz Repeaters possible 35 hard limit
|
Smaller cells
and lower indoors coverage due to 2100 MHz frequency
|
Unlimited cell
size, low transmitter power permits large cells
|
Unlimited cell
size, low transmitter power permits large cells
|
Frequency
utilization / Call density
|
Very low density
|
0,2MHz = 8
timeslots. Each timeslot can hold up to 2 calls through interleaving
|
5MHz = 2Mbps. Each
call uses 1,8-12kbit/s depending on chosen quality and audio complexity
|
?
Comparable to UMTS
|
?
Comparable to UMTS
|
Battery Life
|
Low due to high
transmitter power (1 watt)
|
Very good due
to simple protocol, good coverage and mature, power-efficient chipsest
|
Lower due to
high demands of WCDMA power control and young chipsets
|
Lower due to
high demands of CDMA power control
|
Lower due to
high demands of CDMA power control and young chipsets
|
Hand off
|
Hard
|
Hard
|
Soft
|
Soft
|
Soft
|
Breathing
|
No
|
No
|
Yes
|
Yes
|
Yes
|
Intellectual
property
|
?
|
Concentrated
among a few industry participants
|
Concentrated
among a few industry participants
|
Qualcomm
|
Qualcomm
|
GPRS merupakan
sistem transmisi berbasis paket untuk GSM yang menggunakan prinsip ‘tunnelling'.
Ia menawarkan laju data yang lebih tinggi. Laju datanya secara kasar sampai 160
kbps dibandingkan dengan 9,6kbps yang dapat disediakan oleh rangkaian
tersakelar GSM. Kanal-kanal radio ganda dapat dialokasikan bagi seorang
pengguna dan kanal yang sama dapat pula digunakan secara berbagi (sharing) di
antara beberapa pengguna sehingga menjadi sangat efisien.
Di dunia
industri komunikasi bergerak (mobile), data bergerak dan multimedia kini
menjadi fokus pengembangan, dan GPRS ('General Packet Radio Service') menjadi kunci yang memungkinkan
untuk meraih sukses di pasar.
Alasannya adalah
melalui GPRS, ledakan pertumbuhan layanan internet melalui jaringan kabel
(telepon), sekarang dimungkinkan penyalurannya melalui komunikasi bergerak. Nortel
Networks, Ericsson, Siemens, Nokia dan banyak industry telekomunikasi
lainnya dalam publikasinya menyatakan telah mampu mengawinkan Web dengan
telepon bergerak menggunakan teknologi GPRS yang kini mulai gencar ditawarkan
kepada para operator GSM dan TDMA yang berminat memasarkan layanan internet
nirkabel.
Kontrak jaringan
GPRS pertama di dunia telah dilaksanakan di bulan Maret 1999 yang lalu antara
Ericsson dengan operator komunikasi bergerak di Jerman; T-Mobile. Berikutnya, Ericsson
juga menangani kontrak dengan operator One 2 One di Inggris, SmartTone
Mobile Communication di Hongkong, Omnipoint di Amerika Serikat. Perusahaan
perangkat komunikasi lainnyapun seperti Nortell Networks, Nokia dan lain-lain
kini ikut berkompetisi menawarkan kontrak-kontraknya dengan para operator yang
berkeinginan memasarkan layanan GPRS.
GPRS sebenarnya
merupakan penghubung rantai yang putus antara GSM dengan teknologi komunikasi
bergerak generasi ketiga (UMTS = Universal Mobile Telecommunication
System). Namun sebelum masuk ke generasi ketiga yang memiliki kemampuan
multimedia secara penuh, kunci awalnya adalah penggunaan GPRS, suatu teknologi
data paket yang memungkinkan jaringan komunikasi bergerak GSM mampu menawarkan
layanan data kecepatan lebih tinggi yang semula dari 9,6 kbps menjadi 115 kbps.
GPRS (General Packet
Radio Service)
Suatu teknologi yang digunakan untuk pengiriman dan
penerimaan paket data. GPRS sering disebut dengan teknologi 2.5G. Fasilitas
yang diberikan oleh GPRS : e-mail, mms (pesan gambar), browsing, internet.
Secara teori GPRS memberikan kecepatan akses antara 56kbps sampai 115kbps.
Code Division
Multiple Access ( CDMA)
CDMA merupakan teknologi
komunikasi wireless dimana pengiriman data (voice) yang masuk kedalam
saluran/kanal dan akan dipecah-pecah menjadi potongan yang kecil-kecil dan
masuk kedalam saluran frekuensi yang terpisah-pisah, kemudian paket data yang
kecil-kecil tersebut akan disebarkan dengan kode yang “unik” dan hanya dapat
diterima pada penerima yang mempunyai kesesuaian data yang akan diambil.
Global
System for Mobile Communication (GSM)
GSM merupakan system digital yang
banyak memiliki keunggulan-keunggulan dibandingkan dengan system analog dan
juga merupakan system telekomunikasi bergerak seluler yang sedang berkembang
Perjalanan Generasi
G
stands for Generation and is related to data transmission speed
1. 1G - Original analog cellular for voice (AMPS,
NMT, TACS) 14.4 kbps
2. 2G - Digital narrowband circuit data (TDMA,
CDMA) 9-14.4 kbps
3. 2.5G - Packet data onto a 2G network (GPRS,
EDGE) 20-40 kpbs
4. 3G - Digital broadband packet data (CDMA, EV-DO,
UMTS, EDGE) 500-700 kbps
5. 3.5G - Replacement for EDGE is HSPA 1-3 mbps and
HSDPA up to 7.2Mbps
6. 4G - Digital broadband packet data all IP
(Wi-Fi, WIMAX, LTE) 3-5 mbps
7. 5G - Gigabit per second in a few years (?) 1+
gbps
Pada intinya mengenai korelasi
GPRS dengan teknologi GSM (Global System for Mobile Communication), CDMA, teknologi 1G, 2G, 3G, 3.5G, 4G :
GPRS merupakan
suatu teknologi data paket yang memungkinkan jaringan komunikasi bergerak GSM
mampu menawarkan layanan data kecepatan lebih tinggi yang semula dari 9,6 kbps menjadi
115 kbps. Berkaitan denganGSM, GPRS mampu memanfaatkan kemampuan cakupan global
yang dimiliki GSM dan memperkaya utiliti investasi untuk perangkat GSM yang
sudah ada.
GPRS menggunakan
modulasi radio yang sama dengan standar GSM, pita frekuensi yang sama, strutur
burst yang sama, hukum-hukum lompatan frekuensi yang sama, dan struktur bingkai
(frame) TDMA yang sama.
Dengan meningkatkan
kemampuan jaringan GSM sekarang dengan teknologi GPRS, para operator jaringan
dapat memperkenalkan layanan-layanan data bergerak, sementara pada waktu yang
sama mampu melindungi aset infrastrukturnya yang sudah ada tanpa membatasi
evolusi menuju UMTS.
Dari aspek
teknologi baik GSM maupun CDMA merupakan standar teknologi seluler digital, hanya
bedanya GSM dikembangkan oleh Negara-negara eropa dan bersifat ‘open source’,
sedangkan CDMA dari kubu Amerika
dan Jepang. Yang perlu diperhatikan bahwa teknologi GSM dan CDMA berasal dari
jalur yang berbeda, sehingga perkembangan ke generasi 2,5G dan 3G berikutnya
akan berbeda terus. Teknologi CDMA didesain tidak peka terhadap interfensi, dan
sejumlah pelanggan dalam satu sel
dapat mengakses pita spectrum frekuensi secara bersama karena mempergunakan
teknik pengkodean tertentu.
Teknologi CDMA
didesain tidak peka terhadap interferensi. Di samping itu, sejumlah pelanggan dalam
satu sel dapat mengakses pita spektrum frekuensi secara bersamaan karena mempergunakan
teknik pengkodean yang tidak bisa dilakukan pada teknologi GSM. Perbedaan mendasar dari teknologi
CDMA adalah sistem modulasinya. Modulasi CDMA merupakan kombinasi FDMA (Frekuensi Division
Multiple Access) dan TDMA (Time Division Multiple Access). Pada teknologi FDMA,
1 kanal frekuensi melayani 1 sirkuit pada satu waktu, sedangkan pada TDMA, 1
kanal frekuensi dipakai oleh beberapa pengguna dengan cara slot waktu yang
berbeda.
Pada CDMA
beberapa pengguna bisa dilayani pada waktu bersamaan dan frekuensi yang sama, dimana
pembedaan satu dengan lainnya ada pada sistem coding-nya, sehingga penggunaan
spektrum frekuensinya teknologi
CDMA sangat efisien. Kelebihan yang ditawarkan CDMA antara lain kualitas suara
dan data, harga atau tarif yang lebih murah, investasi yang lebih kecil, dan
keamanan dalam berkomunikasi (tidak mudah disadap).
Teknologi GSM
dengan GPRS nya akan terlibas dengan content pada CDMA karena keterbatasan akan
lebar data dan aplikasi multimedia pada teknologi GSM. Kelebihan teknologi
berbasis GSM diindonesia adalah coverage yanga luas dan roaming jelajah yang sangat
luas baik dalam negeri bahkan seluruh dunia, sedangkan CDMA dengan telkomflexi masih
sangat terbatas.
Perkembangan
teknologi nirkabel dapat secara ringkas adalah sebagai berikut yang dapat
dikaitkan dengan GPRS, GSM dan CDMA :
Generasi
pertama (1 G) : hampir seluruh sistem pada generasi ini merupakan sistem analog
dengan kecepatan rendah (low-speed) dan suara sebagai objek utama. Contoh: NMT
(Nordic Mobile Telephone) dan AMPS (Analog Mobile Phone System).
Generasi
kedua (2 G) : dijadikan standar komersial dengan format digital, kecepatan rendah -
menengah. Contoh: GSM dan CDMA2000 1xRTT.
Generasi
ketiga (3 G) : digital, mampu mentransfer data dengan kecepatan tinggi (high-speed)
dan aplikasi multimedia, untuk pita lebar (broadband). Contoh: W-CDMA (atau
dikenal juga dengan UMTS) dan CDMA2000 1xEV-DO.
Antara
generasi kedua dan generasi ketiga, sering disisipkan Generasi 2,5 yaitu
digital, kecepatan menengah (hingga 150 Kbps). Teknologi yang masuk kategori
2,5 G adalah layanan berbasis data seperti GPRS (General Packet Radio Service)
dan EDGE (Enhance Data rate for GSM Evolution) pada domain GSM dan PDN (Packet
Data Network) pada domain CDMA.
4G
merupakan pengembangan dari teknologi 3G. Nama resmi dari teknologi 4G ini
menurut IEEE (Institute of Electrical and Electronics Engineers) adalah
"3G and beyond". Sebelum 4G, High-Speed Downlink Packet Access
(HSDPA) yang kadangkala disebut sebagai teknologi 3,5G telah dikembangkan oleh
WCDMA sama seperti EV-DO mengembangkan CDMA2000. HSDPA adalah sebuah protokol
telepon genggam yang memberikan jalur evolusi untuk jaringan Universal Mobile
Telecommunications System (UMTS) yang akan dapat memberikan kapasitas data yang
lebih besar (sampai 14,4 Mbit/detik arah turun).
Dan ini lah data untuk
pengembaangan lebih lanjut :
Generasi Pertama Telekomunikasi
Bergerak (1G)
Tidak sampai setahun teknologi
komunikasi baru mulai dioperasikan di Indonesia yang kita kenal dengan
teknologi AMPS (Advanced Mobile Phone System) salah satu operatornya adalah PT.Komselindo.
AMPS digolongkan dalam generasi pertama teknologi telekomunikasi bergerak yang
menggunakan teknologi analog dimana AMPS bekerja pada band frekuensi 800 Mhz
dan menggunakan metode akses FDMA (Frequency Division Multiple Access). Dalam
FDMA,user dibedakan berdasarkan frekuensi yang digunakan dimana setiap user
menggunakan kanal sebesar 30 KHz. Ini berarti tidak boleh ada dua user yang
menggunakan kanal yang sama baik dalam satu sel maupun sel tetangganya. Oleh
karena itu AMPS akan membutuhkan alokasi frekuensi yang besar. Saat itu kita
sudah memakai handphone tetapi masih dalam ukuran yang relatif besar dan
baterai yang besar karena membutuhkan daya yang besar.
Generasi Kedua
Telekomunikasi Bergerak (2G)
GSM(Global
System for Mobile Communications) mulai menggeser AMPS diawal tahun 1995, PT.Telkomsel
dan PT.Satelido (sekarang PT.Indosat) adalah dua operator pelopor teknologi GSM
di Indonesia. GSM menggunakan teknologi digital. Ada beberapa keunggulan menggunakan
teknologi digital dibandingkan dengan analog seperti kapasitas yang besar,system
security yang lebih baik dan layanan yang lebih beragam.
GSM menggunakan
teknologi akses gabungan antara FDMA(Frequency Division Multiple Access) dan
TDMA (Time Division Multiple Access) yang awalnya bekerja pada frekuensi
900 Mhz dan ini merupakan standard yang pelopori oleh ETSI (The European
Telecommunication Standard Institute) dimana frekuensi yang digunakan
dengan lebar pita 25 KHz Pada band frekuensi 900 Mhz. Pita frekuensi 25 KHz ini
kemudian dibagi menjadi 124 carrier frekuensi yang terdiri dari 200 KHz setiap carrier.
Carrier frekuensi 200 KHz ini kemudian dibagi menjadi 8 time slot dimana
setiap user akan melakukan dan menerima panggilan dalam satu time slot berdasarkan
pengaturan waktu.
Teknologi GSM
sampai saat ini paling banyak digunakan di Dunia dan juga di Indonesia karena salah
satu keunggulan dari GSM adalah kemampuan roaming yang luas sehingga
dapat dipakai diberbagai Negara. Akibatnya mengalami pertumbuhan yang sangat
pesat.
Keceptan akses
data pada jaringan GSM sangat kecil yaitu sekitar 9.6 kbps karena pada awalnya hanya
dirancang untuk penggunaan suara. Saat ini pelanggan GSM di Indonesia adalah
sekitar 35 juta pelanggan.
CDMAOne (Code
Division Multiple Access) merupakan standard yang dikeluarkan oleh Telecommunication
Industry Association (TIA) yang menggunakan teknologi Direct Sequence Spread
Spectrum(DSSS) dimana frekuensi radio 25 MHz pada band frekuensi 1800MHz
dan dibagi dalam 42 kanal yang masing-masing kanal terdiri dari 30KHz.
Kecepatan akes data yang bisa didapat dengan teknologi ini adalah sekitar 153.6
kbps.
Dalam
CDMA,seluruh user menggunakan frekuensi yang sama dalam waktu yang sama. Oleh karena
itu, CDMA lebih efisien dibandingkan dengan metoda akses FDMA maupun TDMA. CDMA
menggunakan kode tertentu untuk membedakan user yang satu dengan yang lain. Pada
tahun 2002 teknologi CDMA mulai banyak digunakan di Indonesia. Teknologi CDMA
2000 1x adalah teknologi yang
mangamai perkembangan yang baikdi Indonesia. Berarti baru diperkenalkan sekitar
7 tahun terlambat dibandingkan dengan GSM.
GSM dan CDMA
merupakan teknologi digital. Meskipun secara teknologi CDMA 20001x lebih baik
dibandingkan dengan GSM akan tetapi kehadiran CDMA ternyata tidak membuat pelanggang
GSM berpaling ke CDMA. Ada beberapa keunggulan teknologi CDMA dibandingkan
dengan GSM seperti suara yang lebih jernih, kapasitas yang lebih besar, dan kemampaun
akses data yang lebih tinggi.
Berbeda dengan
metode akses TDMA dan FDMA, maka CDMA menggunakan kode-kode tertentu untuk
membedakan setiap uses pada frekuensi yang sama. Karena menggunakan frekuensi
yang sama maka daya yang dipancarkan ke BTS dan juga daya yang diterima harus diatur
sedemikian rupa sehingga tidak mengganggu user yang lain baik dalam sel yang
sama atau sel yang lain dan ini dapat diwujudkan dengan menggunakan mekanisme power
control.
Ada beberapa operator di
Indonesia yang telah mengimplementasikan teknologi CDMA 2000 1x ini seperti
Telkom yang dikenal dengan Flexi, Indosat dengan nama StarOne, Mobile 8 dengan
nama Fren, Bakrie telecom dengan nama Esia. Operator CDMA di Indonesia dikategorikan
kedalam kategori FWA (Fixed Wireless Access) sehingga mobilitasnya
sangat terbatas padahal CDMA juga bisa seperti GSM dengan kemampuan mobilitas
penuh.
Generasi
kedua-setengah Telekomunikasi Bergerak (2.5G)
Pada awalanya
akses data yang dipakai dalam GSM sangat kecil hanya sekitar 9.6 kbps karena memang
tidak dimaksudkan untuk akses data kecepatan tinggi.Teknologi yang digunakan
GSM dalam akses data pada awalnya adalah WAP (Wireless Application protocol)
tetapi tidak mendapat sambutan yang baik dari pasar. Kemudian diperkenalkan
teknologi GPRS(General Packet Data Radio Services) pertama sekali oleh
PT.Indosat Multi Media (IM3) pada tahun 2001 di Indonesia. Secara teoritis
kecepatan akses data yang dicapai dengan menggunakan GPRS adalah sebesar 115
Kbps dengan throughput yang didapat hanya 20 – 30 kbps. GPRS juga
memungkinkan untuk dapat berkirim MMS (Mobile Multimedia Message) dan
juga menikmati berita langusng dari Hand Phone secara real time.Pemakaian
GPRS lebih ditujukan untuk akses internet yang lebih flexibel dimana
saja,kapan saja, kita dapat melakukannya asalkan masih ada sinyal GPRS.
Selama ini
operator telekomunikasi bergerak yang sudah mengimplementasikan GPRS sudah membuat
berbagai pola pentarifan mulai dari pentarifan berdararkan harga per KB data
yang didownload sampai dengan fixed rate dimana setiap pemakai GPRS
dapat menggunakan 24 jam dikenakan biaya sebesar tertentu misakanya Rp350.000
per bulan.Ketika pentarifan fixed rate ditetapkan sudah mendapat sambutan yang
cukup banyak dari pemakai GPRS termasuk saya
yang bisa memakai internet di
rumah dan dikantor hanya dengan modal sebuah handphone dengan kemampuan GPRS
dan sebuah labtop atau PC. Program ini tidak dilanjutkan, hanya sekitar satu
tahun, kemudian pentarifan GPRS dikembalikan ke pola semula berdasarkan jumlah data
yang di download. Akhirnya pemakai GPRS menurun drastis karena jika kita hanya memakai
untuk akses internet misalnya browsing, email dan chatting saja kita akan
membayar sekitar 1-2 juta rupiah perbulan. Dengan biaya bulanan seperti ini
akan sedikit yang mampu memakai GPRS untuk mengakses internet.
Setelah itu ada
lagi teknologi yang disebut dengan EDGE (Enhanced Data for Global Evolusion)
yang hanya sempat diimplementasikan oleh PT.Telkomsel dan lewat begitu saja
dan hanya terdengar gemanya ketika ujicoba melihat liputan 6 SCTV dari
handphone yang dilihat langusng oleh meteri perhubungan saat itu. kecepatan
akses data dengan teknologi ini mencapai
3-4
kali kecepatan yang didapat di GPRS.
Generasi ketiga
Telekomunikasi Bergerak
Sekarang lagi
ramai dibicarakan tentang generasi ketiga teknologi bergerak atau yang sering disebut
3G..Teknologi 3G didapatkan dari dua buah jalur teknologi telekomunikasi
bergerak. Pertama adalah kelanjutan dari teknologi GSM/GPRS/EDGE dan yang kedua
kelanjutan dari teknologi CDMA (IS-95 atau CDMAOne).
UMTS(Universal Mobile
Telecommunication Service) merupakan lanjutan teknologi dari GSM/GPRS/EDGE yang
merupakan standard telekomunikasi generasi ketiga dimana salah satu tujuan
utamanya adalah untuk memberikan kecepatan akses data yang lebih tinggi
dibandingkan dengan GRPS dan EDGE.
Kecepatan akese
data yang bisa didapat dari UMTS adalah sebesar 384 kbps pada frekuensi 5KHz
sedangkan kecepatan akses yang didapat dengan CDMA1x ED-DO Rel0 sebesar 2.4 Mbps
pada frekuensi 1.25MHz dan CDMAx ED-DO relA sebesar 3.1Mbps pada frekuensi 1.25MHz
yang merupakan kelanjutan dari teknologi CDMAOne. Berbeda dengan GPRS dan EDGE
yang merupakan overlay terhadap GSM, maka 3G sedikit berbeda dengan GSM dan cenderung
sama dengan CDMA.
3G yang oleh
ETSI disebut dengan UMTS (Universal Mobile Telecommunication Services) memilih
teknik modulasi WCDMA(wideband CDMA). Pada WCDMA digunakan frekuensi
radio sebesar 5 Mhz pada band 1.900 Mhz (CdmaOne dan CDMA 2000 menggunakan
spectrum frekuensi sebesar 1.25 MHz) dan menggunakan chip rate tiga kali
lebih tinggi dari CDMA 2000 yaitu 3.84 Mcps (Mega Chip Per Second).
Secara teknik
dalam jaringan UMTS terjadi pemisahan antara circuit switch (cs) dan
packet switch (ps) pada link yang menghubungkan mobile equipment
(handphone) dengan BTS (RNC) sedangkan pada GPRS dan CDMA 2000 1x tidak
terjadi pemisahan melainkan masih menggunakan resource yang sama di air
interface (link antara Mobile Equipment dengan Base Station).
HSPDA (Higth Speed Packet Downlink Access) merupakan kelanjutan dari
UMTS dimana ini menggunakan frekuensi radio sebesar 5MHz dengan kecepatan
mencapai 2Mbps.
Ada 5 operator
telekomunikasi di Indonesia yang telah memiliki lisensi 3G(IMT 2000). Tiga diantara
operator tersebut adalah operator yang telah memberikan layanan telekomunikasi generasi
kedua (GSM) dan kedua setengah (GPRS). Jika operator tersebut akan mengimplementasikan
teknologi UMTS maka ada penambahan perangkat seperti base station (Node B) dan
RNC(Radio Network Controller) dan upgrade software. Adapun yang harus di upgrade
adalah pada radio akses karena GSM menggunakan metode akses TDMA dan FDMA dan
menggunakan frekuensi radio 900KHz dan 1800 MHz sedangkan UMTS menggunakan metode
akses WCDMA(Wideband Code Division Multiple Access) dengan frekuensi
radio 5 MHz. oleh karena itu perlu penambahan radio access network control
(RNC) dan juga perlu penambahan base station WCDMA (Node B) dan tentunya juga
terminal harus diganti dan juga upgrade software pada MSC,SGSN dan GGSN.
Oleh karena itu
untuk mengimplementasikan UMTS sebagai teknologi generasi ketiga membutuhkan
biaya yang besar. Biaya tersebut diperuntukkan untuk membayar lisensi 3G kepada
pemerintah, membayar lisensi 3G kepada vendor 3G, biaya penambahan Base
Station/ Node B, RNC(Radio Network Controller) dan biaya upgrade software pada
MSC (Mobile Switching Centre), SGSN(Serving GPRS Support Node), GGSN(Gateway
GPRS Support Node) dan jaringan lain.
Salah satu
contoh layanan yang paling terkenal dalam 3G adalah video call dimana
gambar dari teman kita bicara dapat dilihat dari handphone 3G kita. Layanan
lain adalah , video conference, video streaming, baik untuk Live
TV maupun video portal, Video Mail, PC to Mobile, sertaInternet
Browsing.
Tantangan yang
muncul adalah, Apakah pelanggan membutuhkan layanan tersebut?Jawabannya kita
bisa perdebatkan. Adalah sangat bijaksana jika kita melihat layanan sebelumnya
yang sudah pernah ada. Kita mulai dengan layanan WAP (Wireless Application
Protocol) pada jaringan GSM dimana kita bisa mengakses berita melalui
handphone berarti kita bisa melakukannya dimana saja dan kapan saja. Apakah
layanan ini digolongkan sukses? Sangat sedikit orang yang menggunakannya waktu
itu sehingga saya menyebutnya layanan yang tidak sukses.
Kenapa tidak
sukses? Selain dari faktor utama kebayakan pengguna belum membutuhkan, akses data
yang lambat dibandingkan dengan akses lain seperti dial-up dan WLAN merupakan alas
an lain dan juga pelanggan kurang puas dengan tampilan yang kecil di layar
handphone. Sekarang kita bandingkan dengan layanan SMS (Short Message
Services) yang awalnya tidak diperkirakan akan menjadi success story karena
hanya teks singkat. Lalu kenapa sms menjadi killer application? Alasan
pertama adalah, SMS tidak membutuhkan banyak perangkat tambahan dalam jaringan
GSM sehingga tidak membutuhkan investasi yang besar dan yang kedua teknologi
SMS mudah dimengerti, mengirim dan menerima sms itu mudah maka orang mudah
mengerti fungsinya sehingga mereka menilainya layanan yang realistis.
Banyak orang
mempelajari fenomena sms ini tetapi tidak dapat dibuat suatu rumusan yang baku untuk
membuat layanan baru supaya bisa sukses seperti sms. Akan tetapi ada beberapa
yang dapat dipalari dari keseksesan sms untuk memberikan layanan baru yaitu:
• Layanan yang diberikan harus
sederhana
• Implentasi teknologinya juga
harus mudah
• Interoperabiliti dengan
jaringan lain dibuat semudah mungkin
• Fungsi dari layanan tersebut
harus mudah dimengerti
• Pola pentarifan yang digunakan
disesuaikan dengan layanan sejenis.
UMTS merupakan kelanjutan dari
teknologi GSM/GPRS dimana perbedaan utamanya adalah kemampuan akses data yang
lebih cepat. Kecepatan akses data dalam UMTS bisa mencapai 2Mbps (indoor dan
low range outdoor). Akan tetapi jika kita bandingkan dengan GPRS maka kecepatan
datanya juga bisa mencapai 115 kpbs dimana untuk penggunaan akes internet sudah
memadai.Dalam analisa saya, GPRS kurang sukses di pakai di Indonesia karena
belum banyak pelanggan yang membutuhkan akes internet dalam keadaan bergerak,
tarif yang mahal dibandingkan dengan layanan yang diberikan oleh WLAN,
kecepatan akses data yang belum stabil merupakan beberapa alas an kurang
suksesnya implementasi teknologi GPRS.
Generasi keempat
Teknologi Telekomunikasi Bergerak (3.5G dan 4G)
Untuk
meningkatkan kecepatan akses data yang tinggi dan full mobile maka
standar IMT-2000 di tingkatkan lagi menjadi 10Mbps,30Mbps dan 100Mbps yang
semula hanya 2Mbps pada layanan 3G. Kecepatan akses tersebut didapat dengan
mengguanakan teknologi OFDM(Orthogonal Frequency Division Multiplexing) dan
Multi Carrier.Di Jepang layanan generasi keempat ini sudah di
implementasikan.
4G
yang digadang gadang 500 kali lebih cepat daripada CDMA2000 dapat memberikan
kecepatan hingga 1Gbps jika anda di rumah atau 100Mbps ketika anda bepergian.
Bayangkan dengan kecepatan super itu anda dapat dengan mudah mendowload film
dengan kualitas HD. Dan dalam waktu yang singkat tentu saja. untuk mendownload
film berkapasitas 6GB saja hanya diperlukan waktu 6 Menit. Luar biasa .. mari
kita tunggu kedatangan teknologi yang super cepat ini. selain itu ini adalah
salahsatu solusi yang paling efektif untuk jaringan internet dipedasaan karena
lebih baik menanam 1 menara 4G untuk ber mil-mil jauhnya, daripada dengan
menyelimuti sawah-sawah dengan kabel fiber optik.
4G
adalah singkatan dari istilah dalam bahasa Inggris: fourth-generation
technology. Istilah ini umumnya digunakan mengacu kepada pengembangan teknologi
telepon seluler. 4G merupakan pengembangan dari teknologi 3G. Nama resmi dari
teknologi 4G ini menurut IEEE (Institute of Electrical and Electronics
Engineers) adalah "3G and beyond".
Teknologi
4G adalah istilah serapan dari bahasa Inggris: fourth-generation technology.
Istilah ini umumnya digunakan untuk menjelaskan pengembangan teknologi telepon
seluler.
Sistem
4G akan dapat menyediakan solusi IP yang komprehensif dimana suara, data, dan
arus multimedia dapat sampai kepada pengguna kapan saja dan dimana saja, pada
rata-rata data lebih tinggi dari generasi sebelumnya. Belum ada definisi formal
untuk 4G. Bagaimanapun, terdapat beberapa pendapat yang ditujukan untuk 4G,
yakni: 4G akan merupakan sistem berbasis IP terintegrasi penuh.
Ini
akan dicapai setelah teknologi kabel dan nirkabel dapat dikonversikan dan mampu
menghasilkan kecepatan 100Mb/detik dan 1Gb/detik baik dalam maupun luar ruang
dengan kualitas premium dan keamanan tinggi. 4G akan menawarkan segala jenis
layanan dengan harga yang terjangkau. Setiap handset 4G akan langsung mempunyai
nomor IP v6 dilengkapi dengan kemampuan untuk berinteraksi internet telephony
yang berbasis Session Initiation Protocol (SIP).
Semua
jenis radio transmisi seperti GSM, TDMA, EDGE, CDMA 2G, 2.5G akan dapat
digunakan, dan dapat berintegrasi dengan mudah dengan radio yang di operasikan
tanpa lisensi seperti IEEE 802.11 di frekuensi 2.4GHz & 5-5.8Ghz, bluetooth
dan selular. Integrasi voice dan data dalam channel yang sama. Integrasi voice
dan data aplikasi SIP-enabled.